Assalamualaikum..
Menulis atau menjadi penulis adalah dua hal yang berbeda. Siapapun bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa menjadi penulis. Tentu banyak yang bermimpi menjadi penulis. Namun, hanya orang-orang dengan niat dan alasan yang kuat yang bisa meraihnya. Apapun yang kita lakukan sudah selayaknya diiringi dengan alasan yang kuat mengapa kita melakukan itu. Begitu juga menjadi Penulis.
![]() |
Koleksi Pribadi |
Setiap orang memiliki alasan yang berbeda mengapa ingin menjadi penulis. Termasuk saya. Saya sangat suka membaca buku dan artikel di internet yang membahas tentang dunia penulis. Kemudian saya menemukan buku Ibu Afifah Afra "How To Be A Smart Writer" (beberapa tahun yang lalu). Saat itu saya sudah memiliki tekat yang bulat untuk menjadi penulis. Saya pun mengikuti tips-tips yang terdapat di dalam buku. Termasuk menuliskan alasan mengapa ingin menjadi penulis. Awalnya hanya tiga alasan, kemudian menjadi lima alasan, dan terakhir ada tujuh alasan. Semua alasan yang saya tulis adalah alasan biasa yang saya rasa juga dimiliki oleh setiap calon penulis. Alasan-alasan itu sempat saya lupakan. Sekarang saat membacanya kembali, betapa malunya saya. Alasan-alasan itu isinya hanya hal-hal yang membawa kebaikan buat saya saja, tidak ada satupun kebaikan (manfaat) untuk orang lain yang mungkin saja membaca tulisan saya kelak.
Tiga dari alasan saya tersebut adalah:
1. Ingin menyalurkan hobi saya
2. Saya merasa penulis merupakan pekerjaan yang produktif, tetapi tidak sibuk
3. Agar saya bisa jalan-jalan (menjadi traveler)
Sungguh, alasan yang klise sekali bukan? Pada saat menulisnya, tidak pernah sekalipun saya memikirkan sudah benarkah alasan yang saya buat. Satu hal yang saya tahu, saya punya banyak alasan untuk menjadi penulis. Saya tidak menyadari, apa yang sebenarnya saya harapkan dari alasan-alasan yang klise dan NOL BESAR itu. Padahal tidak perlu menjadi penulis pun, alasan itu bisa saya gunakan.
Dalam pertemuan pertama kelas KMO (Kelas Menulis Online) Indonesia, pada tanggal 23 mei 2016 yang lalu, saya mendapat pencerahan. Saya kembali meluruskan niat saya untuk menjadi penulis dengan alasan yang tepat. Menulis bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk orang banyak. Seperti kata coach Tendi Murti pada kelas pertama,"..disini kita berikrar bahwa kita menulis karena sebuah alasan agung. Alasan untuk sebuah kebaikan." Dengan bismillah saya niatkan dalam hati saya, bahwa saya ingin tulisan saya nantinya bisa memberikan manfaat untuk orang banyak. Bahkan bisa menginspirasi untuk berubah kearah yang lebih baik.
Jadi, jika ada di antara teman-teman sekalian yang masih beralasan ingin terkenal dan sebagainya. Mulai sekarang rubahlah alasan kita menjadi sebuah alasan yang agung, yang mulia. Agar hasil yang kita peroleh juga mulia. InshaAllah.. Saya percaya sesuatu pekerjaan yang didasari dengan alasan yang agung, juga akan lebih kokoh. Tidak mudah diruntuhkan hanya dengan alasan-alasan lain yang kapan saja bisa muncul. Semoga saya dan teman-teman yang memiliki mimpi yang sama, ingin menjadi penulis. Mempunyai alasan yang agung dan mulia. Semoga mimpi kita di ridhoi-Nya dan dipermudah jalan menuju mimpi itu. Amiin..
Tetap semangat teman-teman (saya juga). Percayalah kalian tidak sendiri, masih banyak diluar sana orang dengan mimpi-mimpi yang sama seperti kita yang sedang berjuang.
Terakhir, satu kata super lagi dari mentor saya di Sekolah Toefl (Kak Budi Waluyo), "Nikmat itu baru terasa nikmat ketika dibagi, bukan dengan menyimpannya untuk diri sendiri."
Wassalamualaikum. Semoga bermanfaat ^^